15 Korban Terdeteksi di Reruntuhan Ponpes: Kategori Merah dan Hitam

3 hours ago 2

Sidoarjo, CNN Indonesia --

Tim Basarnas mendeteksi 15 titik korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Hal itu diungkap Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer.

Emi mengatakan, 15 orang tersebut, delapan di antaranya berstatus hitam atau tak ada tanda kehidupan, sementara tujuh lainnya masih berstatus merah yang berarti masih bisa berkomunikasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sampaikan bahwa target dalam proses evakuasi yang sudah teridentifikasi ada 15 titik. Di mana 15 titik, 8 sementara sudah berstatus hitam, lalu 7 masih berstatus merah," kata Emi saat konferensi pers di Posko SAR Gabungan, Sidoarjo, Rabu (1/10).

Ia menambahkan, kepada tujuh korban kategori merah, tim hanya bisa menyalurkan bantuan suplai makanan dan minuman melalui celah kecil di area runtuhan. Mereka mengoptimalkan fase golden time atau 72 jam pasca-kejadian sebagai waktu kritis penyelamatan.

"Kami hanya bisa mendeliver suplemen melalui celah kecil yang ada di main kolom yang ada di tengah," kata Emi.

Sedangkan untuk delapan korban berstatus hitam, belum bisa dievakuasi karena tubuh mereka terhimpit kolom besar di lantai dasar bangunan.

"Delapan belum bisa kami pindahkan karena torso, batang tubuhnya itu terhimpit di kolom. Sehingga kalau kami mau pindahkan ini kami harus angkat beban empat lantai ke atas. Nah, sehingga fase yang hitam ini akan kami prioritaskan setelah fase rescue selesai," katanya.

Emi menjelaskan reruntuhan gedung itu dibagi menjadi tiga sektor atau zona. Sektor pertama ialah A1 yang berada di bagian depan, sektor kedua atau A2 berada di bagian belakang, sedangkan sektor A3 terletak di bagian atas reruntuhan.

Ia menyebut, dari 15 korban itu, sebagian besarnya berada di zona A1 dan A2.

Emi menegaskan, tim berhati-hati dalam mengevakuasi korban agar tidak terjadi kerusakan lanjutan pada tubuh korban saat proses evakuasi.

"Kalau kita intervensi dengan dekomposisi setelah 24 jam, maka elastisitas tubuh akan jauh berkurang. Kami harus khawatir pada saat kami melakukan intervensi dengan penarikan dan sebagainya akan terjadi rupture atau putus anggota tubuh," ucapnya.

Seperti diketahui, gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin (29/9) sore.

Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

Berdasarkan data sementara Kantor SAR Surabaya hingga Selasa (30/9) malam, terdapat 102 orang santri menjadi korban dalam peristiwa ini. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Diperkirakan masih ada 91 orang yang terjebak di reruntuhan.

(frd/gil)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |