Jakarta, CNN Indonesia --
Kanal YouTube resmi milik Masjid Jogokariyan, Kota Yogyakarta dihapus dan tak lagi bisa diakses.
Penghapusan kanal ini diumumkan oleh pihak pengelola masjid melalui akun Instagram mereka. Mereka menyebut kanal yang selama bertahun-tahun dipakai sebagai media penyebaran dakwah, kajian serta inspirasi umat itu sekarang tak lagi bisa diakses.
"Kami dianggap melanggar peraturan YouTube karena berafiliasi dengan kelompok ekstrimis atau kriminal," tulis unggahan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam unggahan itu, mereka juga menyertakan potongan layar informasi menuliskan tentang kanal Masjid Jogokariyan yang menyalahi kebijakan YouTube perihal organisasi kriminal atau ekstremis kekerasan.
"TIDAK MASUK AKAL!!! Tapi begitulah jalan dakwah. Tak selalu mudah, tak selalu dibiarkan. Namun... juga tidak akan pernah padam," lanjut unggahan itu.
Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Ustaz M. Jazir memastikan bahwa masjidnya, melalui konten-konten di kanal YouTube tak pernah sekalipun mendukung kegiatan organisasi kriminal atau ekstremis kekerasan.
"Jelas tidak, kita itu enggak ada gerakan-gerakan ekstrem, radikal," kata Jazir saat dihubungi, Minggu (22/6).
Penceramah dan pembicara yang diundang seperti Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Abdul Somad hingga Anies Baswedan juga dirasa tak pernah menyampaikan materi yang berpotensi menyalahi aturan main YouTube.
Akan tetapi, lanjut Jazir, pihak Masjid Jogokariyan mensinyalir aktivitas atau konten terakhir diunggah menampilkan sesi wawancara dengan Muhammad Husein atau Husein Gaza jadi penyebab dihapusnya kanal YouTube mereka.
"Kemungkinan itu (penyebabnya), karena itu wawancara terakhir itu kita ada streaming dengan Husein Gaza itu," kata Jazir.
Jazir menyebut materi wawancara kala itu adalah seputar fakta genosida yang terjadi di Kota Gaza, Palestina. Adapun Husein Gaza adalah aktivis hingga YouTuber sekaligus pendiri Lembaga Kemanusiaan INH asal Indonesia yang lama menetap di Gaza.
Sesi wawancara dengan Husein Gaza disiarkan secara langsung atau streaming di waktu setelah ibadah subuh. Durasinya kurang lebih sekitar 15 menit.
"Ya kan (di sesi wawancara) ada Husein Gaza bercerita kondisi Gaza hari ini, waktu itu beliau singgah di Masjid Jogokariyan, kemudian bercerita karena kita kan juga menyalurkan bantuan ke Gaza," ungkap Jazir.
Sebelum Husein Gaza, kata Jazir, beberapa narasumber lain yang diundang ke Masjid Jogokariyan juga pernah mendiskusikan kondisi di Palestina. Tapi, selama itu pula kanal YouTube milik masjid masih aman-aman saja.
"Ya, yang dimaksud kelompok ekstrem itu apa kita enggak tahu, apalagi kelompok kriminal kita enggak tahu. Selama ini kita enggak, ya soal Gaza itu saja yang terakhir," kata Jazir.
"Enggak tahu apakah Husein Gaza itu diklasifikasi sebagai kelompok kriminal oleh YouTube, kita enggak tahu," sambungnya.
Jazir pun mengungkap kanal YouTube milik Masjid Jogokariyan sudah lagi tak bisa diakses pertengahan pekan ini. Kini, pengelola masjid masih berupaya memulihkan kanal YouTube milik mereka.
Masjid Jogokariyan terkenal karena berbagai inovasi dan kegiatan yang berpusat pada pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan masjid nan unik. Salah satunya adalah 'Saldo Infak Nol Rupiah'.
Selain itu, masjid ini dikenal pula karena berbagai kegiatan sosial, keagamaan, dan ekonomi yang melibatkan masyarakat luas. Termasuk, program buka puasa gratis dan Kampung Ramadan yang ramai dikunjungi.
Nama Masjid Jogokariyan juga pernah mencuat karena membuka donasi pembelian kapal selam pengganti KRI Nanggala-402 hingga mencapai miliaran rupiah pada 2021 lalu.
(kum/wis)