Kemham Tangani Kasus Bullying SD di Inhu Riau, Motif Diduga soal Agama

4 days ago 19

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian HAM (Kemenham) turun tangan menangani kasus perundungan (bullying) siswa SD berujung kematian di Indragiri Hulu (Inhu), Riau.

Kanwil Kemenham Sumbar dan WIlayah Kerja Riau pun telah berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Wilayah Riau, Polres Inhu dan sekolah agar penyelesaian kasus perundungan yang terjadi pada seorang siswa SD di daerah Buluh Rampai, Kec Seberida, Kab Inhu dilakukan untuk memenuhi keadilan bagi keluarga korban.

Dalam siaran pers Kemenham yang dikutip Kamis (5/6), korban adalah siswa kelas dua SD di Inhu tewas karena perundungan berulang teman sekelasnya. Dalam keterangan itu, Kemenham menulis dugaan alasan perundungan itu adalah karena perbedaan agama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alasannya: ia berbeda agama. KemenHAM ingin memastikan proses penanganan kasus ini berjalan dengan seadil-adilnya, memberi penguatan bagi keluarga korban dan mendorong evaluasi serius bagi pihak sekolah," demikian pernyataan Kemenham.

Dalam siaran pers itu, Kakanwil Kemenham Sumbar Dewi Nofyenti menyatakan pihaknya menyampaikan duka cita mendalam bagi keluarga korban dan menyebutnya sebagai pukulan bagi kemanusiaan.

"Ini pukulan bagi kemanusiaan yang tidak bisa kita anggap remeh. Kami secara serius memantau kasus ini dan mendorong agar keadilan ditegakkan sebenar-benarnya dan tentu saja sekolah atau dunia pendidikan kita menjadi catatan amat serius sebagai evaluasi agar tidak terjadi lagi di kemudian hari," ungkap Kakanwil Kemenham Sumbar Dewi Nofyenti.

"Kami mendapat keterangan dari Wakapolres Inhu yang menyatakan pihaknya telah melakukan tahap Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap keluarga korban dan saksi, serta menunggu hasil otopsi yang akan disampaikan oleh Kapolres Inhu. Kita kawal ini bersama," imbuhnya.

Dari pihak Kemenham pun telah mendatangi rumah korban di Desa Buruh Rampah dan SDN 02 Buluh Rampai tempat korban dan terduga pelaku bersekolah. Pihaknya berharap peristiwa itu menjadi jalan evaluasi yang harus dilakukan semua pihak, terutama sekolah.

"Tentu saja kami mendorong agar ini harus jadi evaluasi serius bagi sekolah. Ke depan jangan sampai terjadi lagi. Sekolah sebagai tempat pendidikan harus dipastikan rasa amannya. Ini jadi catatan penting kami. Artinya sekolah harus memperkuat pengawasan dan pendampingan terhadap anak-anak di sekolah," katanya.

"Dan kami pastikan kasus ini akan kami kawal tuntas Sesuai arahan Pa Menteri HAM," pungkas Dewi.

Sebelumnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi juga mengatakan pihaknya akan mengawal penanganan kasus pemukulan adik kelas hingga meninggal di Indragiri Hulu (Inhu), Riau. Selain itu, dia menyatakan akan mengawal juga kekerasan terhadap anak di Makassar, Sulawesi Selatan.

Pihaknya telah melakukan sejumlah langkah cepat dalam mengawal kedua kasus.

Koordinasi telah dilaksanakan dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) setempat baik dari Sulawesi Selatan, UPTD PPA Makassar, dan UPTD PPA Indragiri Hulu, Riau.

"Kami pastikan bahwa negara hadir. Komitmen kami jelas, mendampingi keluarga korban untuk mendapatkan keadilan, serta memastikan seluruh hak anak dipenuhi sesuai hukum yang berlaku, namun tetap memberikan efek jera pada pelaku," kata Menteri Arifah Fauzi, dalam keterangan di Jakarta, Minggu (1/6) malam.

"Kami menyampaikan turut berduka cita atas kasus kekerasan yang menyebabkan korban meninggal dunia, di mana kasus terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan, dan Indragiri Hulu, Riau," kata Arifah Fauzi.

Kemudian untuk penanganan secara hukum bagi pelaku yang berusia anak akan dikawal untuk tetap mempertimbangkan prinsip keadilan restoratif, sesuai dengan UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan keadilan bagi korban.

Sebelumnya, seorang siswa sekolah dasar (SD) berusia delapan tahun di Indragiri Hulu, Riau, meninggal dunia karena diduga mengalami perundungan.

Perundungan diduga dilakukan oleh sejumlah kakak kelas korban. Korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir saat tengah dirawat di RSUD di Riau, pada Senin (26/5) dini hari.

Orang tua korban menyebut semasa hidup, korban sempat mengeluhkan sakit pada perutnya. Keluarga korban pun melaporkan kasus ini ke polisi.

Polres Indragiri Hulu masih menyelidiki kasus tersebut. Penyidik kini masih menunggu hasil autopsi korban guna memastikan penyebab kematiannya.

(kid/gil)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |