Detik-detik Penangkapan Pelaku Penembakan 2 WN Australia di Bali

6 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) menangkap pria berinisial DJF (27) yang merupakan pelaku penembakan dua Warga Negara (WN) Australia di Bali.

DJF yang juga merupakan WN Australia itu ditangkap pada Senin (16/6) sekitar pukul 06.25 WIB saat akan meninggalkan Indonesia melalui Bandara Soetta. DJF diketahui akan pergi menuju Singapura dengan tujuan akhir Kamboja.

DJF tak bisa melintas keluar Indonesia karena lampu pada autogate menunjukkan warna merah yang mengindikasikan yang bersangkutan masuk dalam daftar cekal imigrasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelahnya, petugas langsung mengamankan DFJ dan menghubungi Ditjen Imigrasi untuk penanganan lebih lanjut. DFJ berhasil ditangkap tepat waktu berkat pencekalan mendesak yang diajukan oleh Interpol Indonesia.

"Penangkapan ini membuktikan bahwa autogate kami adalah solusi andal untuk perlintasan penumpang yang efisien dengan keamanan terbaik," kata Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Imigrasi, Yuldi Yusman dalam keterangan tertulis, Rabu (18/6).

Usai penangkapan atau sekitar pukul 10.00 WIB, Tim Subdit Pengawasan Keimigrasian bersama Tim Interpol Indonesia segera menjemput DFJ dan membawanya ke Gedung Ditjen Imigrasi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Berdasarkan pemeriksaan, DFJ terindikasi kuat terlibat dalam kasus penembakan WN Australia di Bali. Setelahnya, DFJ diproses untuk diserahkan kepada Polres Badung.

"Sesuai dengan tugas dan fungsi, kami menyerahkan DFJ ke kepolisian untuk pemeriksaan dan tindak lanjut atas dugaan tindak kriminal yang dia lakukan," ucap Yuldi.

Setelah serangkaian koordinasi, pada pukul 22.00 WIB, tim Polres Badung yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Muhammad Said Husein tiba di Ditjen Imigrasi.

Lalu, 30 menit berselang, dilakukan Berita Acara Serah Terima (BAST) untuk membawa DFJ ke Bali guna proses hukum lebih lanjut.

Terkait penangkapan hal ini, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto menyinggung soal efektivitas koordinasi antara Imigrasi dengan Interpol.

"Penangkapan DFJ menunjukkan efektivitas koordinasi Imigrasi dan Interpol, serta peran krusial Teknologi dan kolaborasi antarlembaga dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara," tutur Agus.


Sebelumnya, dua pria WN Australia bernama Zivan Radmanovic (32) dan Sanar Ghanim (35) menjadi korban penembakan di sebuah vila di Jalan Pantai Munggu Seseh, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (14/6) sekitar pukul 00.15 WITA.

Akibat penembakan itu, Zivan meninggal dunia. Sementara Sanar mengalami luka berat.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan pihaknya telah berhasil menangkap dua pelaku dan saat ini masih dalam pemeriksaan.

"Terkait dengan penembakan warga Negara Australia, saya sudah mendapatkan laporan dari Kapolda. Saat ini sudah diamankan, satu (pelaku) di Jakarta, satu lagi dalam perjalanan dari luar negeri," kata Sigit kepada wartawan di Kabupaten Jembrana, Bali, Selasa (17/6).

"Yang jelas pengungkapan ini tentunya kerja sama Bareskrim, di-backup Imigrasi dan juga AFP [kepolisian federal Australia]. Nanti pada saatnya dirilis secara lengkap oleh Polda Bali," lanjutnya.

(fra/dis/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |