Di Roma, Arsjad hingga JK Suarakan Masjid Jadi Pusat Sosial-Ekonomi

8 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Tiga tokoh Indonesia yakni Arsjad Rasjid, Jusuf Kalla, hingga Nasaruddin Umar, menyuarakan peran masjid, ketimpangan ekonomi hingga perdamaian dunia dalam acara Daring Peace-International Meeting for Peace 2025 di Roma, Italia.

Dalam forum tersebut, Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi Dewan Masjid Indonesia (DMI) Arsjad Rasjid, membahas mengenai dimensi ekonomi dalam menjaga perdamaian. Menurutnya, ketimpangan ekonomi menjadi sumber laten konflik.

"Ekonomi tanpa kemanusiaan adalah bentuk konflik tersembunyi," ujarnya mengutip Antara, Minggu (2/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

‎"Ekonomi tidak hanya tentang pertumbuhan angka. Tanpa kemanusiaan, pertumbuhan itu tidak akan bertahan lama," tambah mantan Ketua Umum KADIN itu.

Arsjad juga menyoroti pentingnya ekonomi berkeadaban dan pemberdayaan masyarakat berbasis solidaritas sosial. Ia menyerukan agar dunia usaha menjadi bagian dari solusi kemanusiaan dan perdamaian global. Ia menegaskan kemakmuran tidak akan bertahan jika manusia dan perdamaian tidak menjadi pusat kemajuan.

‎‎"Anak-anak selalu menjadi korban tertinggi perang dan kemiskinan, sehingga setiap negara harus berani berinvestasi pada generasi muda," katanya.

Singgung peran masjid di Roma

Dalam kesempatan itu, ‎Arsjad juga memperkenalkan peran Dewan Masjid Indonesia yang menaungi lebih dari 800 ribu masjid di seluruh Indonesia.

Ia menyinggung soal perang DMI mengubah atau menjadikan masjid menjadi pusat kewirausahaan dan ekonomi komunitas melalui inisiatif Rumah Wirausaha Masjid.

"DMI mengubah masjid jadi pusat ekonomi komunitas sekaligus tempat anak muda belajar keterampilan digital, perempuan mengembangkan usaha, dan nilai iman diterjemahkan menjadi produktivitas," kata Arsjad.

‎"Ketika orang menemukan martabat dan tujuan dalam pekerjaannya, mereka juga menemukan kedamaian dalam hidupnya," tambahnya.

Senada dengan Arsjad, Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 RI sekaligus Ketua Umum DMI Jusuf Kalla (JK) juga menyinggung soal peran masjid. JK mengatakan bahwa masjid dapat menjadi pusat pembinaan moral dan sosial umat.

"Masjid tidak boleh hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga ruang sosial yang menumbuhkan keadaban dan solidaritas kemanusiaan," ucapnya.

Lebih lanjut, JK juga menyampaikan bahwa perdamaian bukan sekadar ketiadaan perang, melainkan keberanian untuk memilih jalan dialog dan solidaritas.

"Perdamaian adalah keberanian untuk meletakkan senjata, baik fisik maupun ideologis, dan memilih keadilan serta kemanusiaan," katanya.

Di sisi lain, Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar mengingatkan bahayanya politisasi agama yang dapat mengancam perdamaian. Menurutnya, ancaman terbesar bagi perdamaian bukan agama, melainkan penyalahgunaan agama.

Ia juga menekankan pentingnya Islam sebagai rahmat bagi semesta alam dan mengajak dunia meneladani Indonesia sebagai 'laboratorium kerukunan' atau tempat umat beragama hidup berdampingan secara harmonis.

"Keberagaman Indonesia adalah warisan spiritual yang dapat dibagikan kepada dunia," katanya.

International Meeting for Peace 2025 di Roma merupakan forum lintas agama dan budaya yang mempertemukan ribuan tokoh dunia untuk membahas perdamaian global di tengah meningkatnya konflik dan ekstremisme.

(tim/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |