Megawati: Saya Mohon Anak Muda, Jangan Tergila-gila dengan AI

5 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri meminta anak muda agar tidak tergila-gila dengan artificial intelligence (AI).

Menurutnya, kecanggihan teknologi tidak boleh menghilangkan rasa kemanusiaan.

Hal itu disampaikan Megawati saat menjadi pembicara kunci (keynote speaker) dalam seminar internasional memperingati 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Perpustakaan Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Sabtu (1/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya, Megawati bercerita tentang momen ketika dirinya diminta memberikan kuliah di luar negeri dengan topik AI.

Megawati mengaku tak menyangka akan diminta berbicara mengenai AI. Ia menegaskan bahwa kecerdasan buatan tidak bisa menggantikan kemampuan otak manusia yang diberikan langsung oleh Tuhan.

"Jadi saya bilang begini, menyimpang sedikit supaya semua itu jangan terperangah melihat AI, AI, AI. Saya bilang kok jadi lupa ya, the best mind for me is my brain because this is from the God. Jadi nggak bisa digantikan. Jadi waktu itu saya bilang, ini bukan mainan saya," kata Megawati seperti dikutip dari detik.com.

Megawati kemudian mengingatkan generasi muda agar tidak terlalu terbuai dengan perkembangan AI. Ia menilai teknologi tersebut dan robot tak akan pernah bisa menggantikan manusia sepenuhnya.

"Sekarang saja saya melihat kecenderungan AI itu lebih banyak kepada sesuatu yang bisa merusak. Jadi menurut saya, keilmuan itu juga ada batasnya. Saya mohon anak-anak muda jangan tergila-gila dengan AI, karena apa pun juga, feeling kita ini datangnya dari Allah, dari God. Saya belum pernah dengar loh, tetap manusia yang harus membetulkan robot. Jadi jangan terlalu melambung ke udara. Itu supaya kita punya kemanusiaan," ujarnya.

Megawati juga menilai AI dapat menjadi bentuk baru dari imperialisme modern. Ia menyoroti potensi penyalahgunaan teknologi tersebut untuk kepentingan yang merugikan umat manusia.

"Jika dulu penjajahan hadir dengan meriam dan kapal perang, kini ia datang melalui algoritma dan data, melalui kendali ekonomi dan teknologi digital. Belum lagi ditambah AI. Artificial intelligence, big data, dan sistem keuangan digital lintas data telah melahirkan kolonialisme gaya baru, yakni neo-kolonialisme digital," tegas Megawati.

Sebagai informasi, seminar internasional ini mengusung tema "Bung Karno in a Global History: Commemorative Seminar of the 70th Anniversary of the 1955 Bandung Asian-African Conference."

Megawati sudah tiba di Kota Blitar pada Jumat (30/10) kemarin. Para delegasi dari berbagai negara di Asia dan Afrika yang menjadi peserta seminar terlebih dahulu berziarah ke makam Presiden pertama RI Sukarno. Mereka berdoa dan menabur bunga di makam Bung Karno sebelum melanjutkan acara seminar di Perpustakaan Bung Karno.

(agt)

Read Entire Article
Kasus | | | |