RI Banyak Kasus Korupsi, Kardinal Suharyo Serukan Pertaubatan Nasional

3 hours ago 7

Jakarta, CNN Indonesia --

Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, memberikan kritik tajam terhadap maraknya kasus korupsi yang menjerat sejumlah kepala daerah belakangan ini.

Dalam momen perayaan Natal, ia menegaskan bahwa jabatan publik yang diemban oleh para gubernur hingga bupati seharusnya menjadi alat untuk menyejahterakan rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi.

"Hari-hari ini kita disuguhi berita bupati ditangkap KPK, gubernur ini ditangkap, dan sebagainya. Ini artinya jabatan mereka tidak digunakan untuk mewujudkan kebaikan bersama. Mereka harus bertaubat," ujar Kardinal Suharyo usai memimpin Misa di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Kamis (25/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kardinal Suharyo menyoroti adanya pergeseran pola pikir di kalangan pejabat dalam memandang kekuasaan. Menurutnya, banyak pemimpin yang sekadar menikmati fasilitas jabatan tanpa benar-benar menjalankan tanggung jawab moral kepada masyarakat.

Ia membedakan antara sosok yang hanya "menduduki" kursi dengan mereka yang sungguh-sungguh "memangku" jabatan. Menurut dia, yang menduduki jabatan sering kali hanya mencari kenyamanan dan fasilitas demi kepentingan sendiri.

Sementara yang memangku jabatan, menggunakan kewenangan sepenuhnya sebagai amanah untuk menciptakan kebaikan kolektif.

"Harapannya, pejabat tidak sekadar menduduki kursi, karena duduk di kursi itu memang enak. Tetapi, mereka harus mengemban amanah. Jika jabatan digunakan untuk kepentingan sendiri, itu salah. Jabatan harus dipangku demi kebaikan bersama," tegasnya.

Kardinal Suharyo juga mengenang kembali situasi kerusuhan yang sempat melanda Jakarta pada Agustus lalu. Ia menilai rentetan peristiwa tersebut, ditambah dengan masifnya kasus korupsi, merupakan sinyal kuat bahwa Indonesia membutuhkan perubahan batin secara kolektif.

Ia pun menyerukan istilah "Pertaubatan Nasional" sebagai langkah untuk mengembalikan arah bangsa. Suharyo juga menyerukan mengembalikan semangat cita-cita kemerdekaan yang telah dirumuskan secara mendalam dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

Dia juga menekankan pertaubatan yang tidak hanya soal formalitas, melainkan perubahan sikap batin yang tulus untuk memuliakan Tuhan melalui pengabdian kepada sesama.

Seruan Suharyo ditujukan bagi seluruh elemen bangsa, mulai dari rakyat jelata hingga pemegang kekuasaan tertinggi di lembaga negara.

"Semua mesti bertaubat untuk mengembalikan cita-cita kemerdekaan kita. Dasarnya adalah pertaubatan batin, memuliakan Allah, dan membaktikan hidup bagi Tuhan," pungkas Suharyo menutup pesan Natalnya.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |