Ada Keracunan MBG di Tasik dan Pangandaran, Korban di Garut Jadi 282

3 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Korban keracunan diduga akibat konsumsi menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Garut, Jawa Barat terus bertambah, Rabu (1/10). Kini jumlahnya dua kali lipat dibanding hari sebelumnya.

Selain itu, terjadi juga kasus keracunan MBG di Tasikmalaya dan di Pangandaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Garut

Kepala Dinas Kesehatan Garut Leli Yuliani menuturkan, berdasarkan pendataan pihaknya, jumlah pelajar korban keracunan MBG mencapai 282 orang.

"Jumlahnya 282 korban. Mayoritas sudah pulang dan menjalani rawat jalan di rumah," kata Leli, kepada wartawan, Rabu seperti dikutip dari detikJabar.

Leli menjelaskan, 282 orang korban keracunan ini terdiri dari 193 korban sudah pulang, 81 dirawat di Puskesmas Kadungora, 2 di Puskesmas Leles, dan 6 dirujuk ke RSUD dr. Slamet Garut.

Para korban ini merupakan pelajar dari empat sekolah yakni SDN 3 Talagasari, SMPN 1 Kadungora, SMP PGRI, dan SMA Annisa. Mereka mengalami gejala yang serupa, yakni mual, pusing, muntah, diare, dan sesak napas.

Keracunan terjadi kepada para pelajar ini pada Selasa, (30/9) kemarin setelah mereka menyantap MBG di sekolah dengan menu nasi, daging sapi, kacang edamame, kol, timun, pisang, dan susu bantal cokelat.

Atas kejadian ini, Pemerintah Kabupaten Garut sendiri telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Bupati Garut Syakur Amin memerintahkan Forkopimcam Kadungora untuk melakukan sweeping korban ke kampung-kampung.

Tasikmalaya

Pada Rabu ini dilaporkan juga terjadi keracunan MBG di wilayah Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. Puluhan pelajar SMKN Cipatujah dilaporkan merasa gejala mual, sakit perut, diare serta pusing usai menyantap menu MBG.

"Ini ditangani di ambulans, sebagian ditangani di Pustu Padawaras, " kata Kepala Desa Padawaras, Yayan Siswandi dikutip dari detikJabar.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Cipatujah, Cepi Anwar, mengatakan sebanyak 14 orang yang dilarikan ke faskes tersebut.

Sebagian korban masih berada di Puskesmas Pembantu Padawaras serta rumah masing masing.

"Ada yang masih di Puskemas Pembantu Padawaras dan ada yang dirumahnya. Kami masih mengumpulkan data. Gejala korban memang beragam," kata Cepi Anwar.

Selain di Puskesmas Cipatujah, enam orang pelajar SMK Negeri Cipatujah juga dilarikan ke Puskesmas Bantarkalong. Mereka alami gejala yang sama.

"Kami menerima pasien dari Cipatujah ada enam orang. Dugaannya masih sama dengan yang di Puskesmas Cipatujah," kata Kepala Puskesmas Bantarkalong, Riski Tazali.

Pelajar SMK ini mengkonsumsi makan bergizi gratis mulai Ayam, tahu, timun nasi dan jeruk. Selang beberapa jam, korban alami gejala keracunan.

Informasi dari lapangan, dapur SPPG ini menyalurkan 3940 porsi makan bergizi gratis. Selain untuk pelajar SMK dan SMA, pelajar SMP dan SD juga mendapatkan pasokan yang sama.

Wakil Bupati Tasikmalaya menyatakan sudah memerintahkan jajarannya untuk turun dan menangani langsung kasus dugaan keracunan masal ini.

"Informasi yang kami terima ada keracunan di Cipatujah. Saya sudah tugaskan pemerintah Kecamatan dan Puskesmas Cipatujah agar bekerja maksimal menangani korban," kata Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Alayubi.

Pangandaran

Kasus keracunan MBG juga terjadi di Kabupaten Pangandaran, Jabar, pada Rabu ini. Setidaknya delapan siswa MI Atarbiyah Cigugur, Pangandaran diduga mengalami keracunan usai menyantap menu MBG, Rabu pagi, sekitar pukul 08.30 WIB.

Mengutip dari detikJabarakibatnya semua siswa dibawa ke Puskesmas setempat untuk melakukan perawatan. Dari delapan siswa sampai siang ini, 4 siswa sudah bisa pulang. Sementara, sisanya masih dalam pemeriksaan dan observasi.

Kejadian itu, membuat kegiatan penyaluran MBG di Kabupaten Pangandaran akan diberhentikan sementara. Hal ini disampaikan Koordinator Wilayah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Pangandaran Virgin Cristina.

"Untuk sementara ini, kegiatan dapur MBG di Kabupaten Pangandaran diberhentikan sementara," ucap Virgin kepada detikJabar saat ditemui di Puskesmas Cigugur, Rabu.

Menurutnya, penentuan penyaluran kembali MBG menunggu hasil uji lab yang saat ini sudah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran.

"Menunggu hasil uji lab dan menunggu arahan dari pusat," ucapnya.

Ia mengatakan untuk SPPG yang menyalurkan MBG hari ini baru pertama kali menyalurkan sebanyak 2.800 siswa.

"Yang di wilayah ini baru hari ini menyalurkan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pangandaran Yadi Sukmayadi mengatakan untuk 4 siswa yang masih di Puskesmas akan diobservasi termasuk uji lab sisa makanan dan muntahan.

"Baru mengirim sampel, sisa makanan dan muntahan, ke laboratorium di Kabupaten Pangandaran," katanya.

Ia mengatakan untuk melihat hasil uji lab baru bisa terlihat 1x24 jam untuk mengetahui jenis bakteri dan penyebabnya.

Sementara itu, kata dia, untuk sertifikat higienis dari 16 dapur baru 2 dapur yang mengajukan.

"Belum semua mengajukan baru dua dapur," katanya.

(kid/ugo)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |