Kesaksian Guru Kadungora Garut Bantu Evakuasi Siswa Keracunan MBG

4 hours ago 4

Bandung, CNN Indonesia --

Puluhan siswa dari tingkas SD hingga SMP di Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, diduga mengalami keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (30/9).

Mengutip dari Antara, Kepala Puskesmas Kadungora Noni Cahyana mengatakan korban yang mendapatkan penanganan medis di puskesmas terdiri dari siswa SD sebanyak dua orang, kemudian delapan orang SMP PGRI Kadungora. Dan, sisanya paling banyak siswa dari SMP Negeri 1 Kadungora.

Salah seorang guru di SMPN 1 Kadungora, Eros, menceritakan momen dirinya membantu evakuasi belasan siswa yang mengalami keracunan makanan MBG itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi saya ikut bawa, ada 13 yang yang saya bawa. Sisanya pakai ambulans. Kalau tadi 20 siswa, tapi sekarang tidak tahu mungkin bertambah," ucap Eros, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa sore.

Dia mengatakan para siswa yang diduga keracunan MBG itu mengalami gejala seperti mual dan muntah.

"Gejalanya ya gitu. Mual, sakit perut. Kejadiannya sekitar jam 1-an siang,"katanya.

Guru pencicip jadi korban keracunan MBG

Selain itu, Noni mengatakan ada pula satu guru yang mengalami gejala keracunan. Guru itu mengalami keracunan makanan setelah mencoba mencicipi menu MBG yang didistribusikan ke siswa.

"Itu ada guru (korban) yang tester makanan," kata Noni.

Orang tua dari siswa korban keracunan, Wiwin mengatakan, pengakuan anaknya mengeluhkan sakit pusing, mual, dan juga sesak setelah menyantap makanan yang disajikan dalam program MBG di sekolah.

"Tadi anak saya langsung sesak, tidak ingat," kata Wiwin seperti dikutip dari Antara.

Siswa mulai berdatangan ke Puskesmas Kadungora, Selasa siang, sampai menjelang petang masih ada siswa yang mendapatkan penanganan medis.

Sejumlah petugas medis melakukan penanganan korban keracunan, begitu juga dari kepolisian melakukan pengamanan dan juga meminta keterangan sejumlah saksi.

Status KLB

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa, diduga usai mengkonsumsi menu Program MBG di Kecamatan Kadungora.

"Intinya adalah bahwa kita menegaskan kembali, bahwa karena kondisinya tadi sudah perlu penanganan khusus, maka kita nyatakan sebagai KLB," kata Bupati Garut Abdusy Syakur Amin usai meninjau kondisi pasien di Puskesmas Kadungora pada Selasa malam.

Ia menyatakan penetapan KLB itu berdasarkan hasil rapat bersama dengan instansi terkait, khususnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut yang menilai cukup banyak korban dan membutuhkan penanganan lebih intensif.

Dengan penetapan KLB itu, pihaknya mengeluarkan kebijakan antara lain mengeluarkan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) tahun 2025 untuk penanganan seluruh korban yang mengalami keracunan.

"Semua pembiayaan itu akan kita cover melalui BTT," katanya.

Pada Rabu (1/10), Syakur mengatakan total terdata ada 131 korban keracunan MBG. Sebanyak tiga di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut untuk penanganan lebih intensif.

"Ada tiga orang ke rumah sakit, karena perlu penanganan yang lebih intensif," kata Syakur di Garut.

Ia menuturkan laporan yang diterima terdapat 131 orang mendapatkan penanganan medis di dua tempat yakni Puskesmas Kadungora dan Puskesmas Leles.

Selain di dua puskesmas itu, kata dia, untuk tiga pasien termasuk di antaranya seorang balita harus dirujuk untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut di RSUD dr Slamet Garut.

"Balita termasuk yang dibawa ke rumah sakit," katanya.

Pihaknya tidak hanya menangani pasien keracunan, tapi juga menelusuri daerah dan mencari tahu warga yang mendapatkan sajian MBG untuk memastikan kondisi kesehatan mereka.

Kejadian keracunan diduga dari sajian MBG di Kecamatan Kadungora itu merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya menimpa siswa MA Maarif Cilageni, SMA Siti Aisyah, dan SMP Siti Aisyah, kemudian SDN 2 Mandalasari pada Selasa (16/9/2025) dengan jumlah korban sebanyak 657 orang.

Kejadian kali ini menimpa siswa SD, kemudian SMP PGRI Kadungora, dan SMP Negeri 1 Kadungora, termasuk balita, dan seorang guru.

(csr/antara/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |